Sunday, April 09, 2006

Pulang Kampung

Boeing 737 yg aku tumpangi bergegar di ombang-ambingkan awan sebelum akhirnya bisa mendarat mulus di Bandara Adisucipto. Sepanjang perjalanan Jakarta-Jogya, segerombolan awan bersatu padu, berestafet menyiksa burung besi yang mencoba menjajah daerah kekuasaannya. Sang awan – ibu dari segala air – mengajarkan bagaimana menghadapi keangkuhan. Menjaga kedaulatan. Meskipun kelihatan lembut dan nampak seperti kapas tak berdaya, tapi jangan coba-coba merampas kedaulatan dan menginjak-injak harga dirinya. Kepongahan akan diusir. Penindasan akan dilawan.

Sebelum pesawat mendarat, pikiranku sudah melayang-layang duluan dan sampai ke Cawaz – tempat kelahiranku. Membayangkan ibu. Wajah beliau yg berbinar-binar setiap kali menyambutku adalah pemandangan terindah di dunia. Restu dan senyum beliau selalu memudahkan aku menggempur kesulitan. Dari beberapa pertemuan, kulihat ibuku tidak banyak berubah. Masih rajin sholat malam. Selalu berusaha menyenangkan aku setiap ketemu dan selalu menanyakan mana calon istriku. Mungkin karena aku bungsu dari 5 bersaudara dan satu-satunya yang belum berkeluarga. Hanya ada yang nggak biasa akhir-akhir ini. Di usia 63 tahun 5 bulan, beliau nampak menikmati acara-acara tivi. Bahkan seringkali terpengaruh oleh iklan.

Sopir taksi segera menggeblaskan mobil meninggalkan bandara, dan melayap kearah Klaten. Awan di langit mengancam akan menjatuhkan hujan. Cumulonimbus – Ibu sang badai berwajah menara, show of force sekali-kali. Tak lupa aku mampir di super market membeli susu Anlene – yang bertanda untuk 51 tahun keatas - kesukaan ibuku.

Excess pulang kampung adalah wisata kuliner. Dimulai dari pecel wader di depan bandara tadi, sampai makan malam yg seru. Ada tahu kupat, ayam bakar, dendeng kepel, tempe bacem, dan nasi yang pulen. Eh, aku kok jadi inget temanku. Dia punya “hipotetis” bahwa jika suatu daerah menghasilkan beras yg enak, maka pastilah gadis dari daerah itu cantik-cantik, he..he..he, contohnya Delanggu, Cianjur, Bangkok, dll.

Perkembangan situasi kampung, siapa yg meninggal, siapa yang menikah, kegiatan ibu, dan beberapa breaking news yang diceritakan ibu melahap sisa dingin malam ini. Ibu juga memaparkan rencana penggunaan uang dari hasil mengontrakkan rumah ibu yang lain.

***

Menjelang dhuhur, setelah brunch dengan menu kampung yg lezat, aku duduk di bangku bambu di teras rumah. Aku bernyanyi dan memainkan gitar. Dua mangkok dhawet mangi menemaniku. Anggrek ungu, mawar kuning, mawar merah, mawar putih, sri rejeki, bunga pita, wijaya kusuma dan semua tanaman di halaman rumah-ku kurasakan ikut bernyanyi (sstt..selain mawar dan aggrek, aku baru tahu nama-nama tanaman itu dari ibuku pagi tadi he..he.he). Aku juga baru tahu dari ibu bedanya daun lidah buaya dan daun lidah mertua. Sayang bunga sakura kesayanganku belum berbunga.

Ibuku yg sudah selesai menyiram dan mengganti tanah ke pot duduk di sebelahku. Kami bernyanyi bersama. Lagu-lagu seperti Aryati, Flamboyan, Bunga seroja dan lagu-lagu jadul lainnya segera menggantikan lagu the reason-nya hoobastank, kenangan terindah-nya samson, atau leaving on the jet plane yang tadi aku nyanyikan. Eh, yang terakhir ini, lagu jadul juga ding!. Kami tertawa-tawa bersama.

Ibuku yang sekarang aktif di karawitan dan campur sari para pensiunan juga mendemontrasikan kepiawaianya nggerong. Ada Kopi Dhondhong, Puspo njolo, Petis manis, dan Ayak-ayakan pamungkas. Kalau tidak jadi backing vocal, ibuku biasanya memainkan slenthem. Bersama grup-nya dia pernah tampil di RRI. Mau tahu apa honornya? Makan bareng di restoran di suatu kolam pemancingan. Ya. Uang memang penting tapi bukanlah segala-galanya, kata ibuku. Yang penting enjoy.

Ketika Tour de House bersama ibu menjelajahi gudang, aku temukan bekas bungkus sabun, bungkus pasta gigi dari bermacam-macam merk dan bermacam-macam “sampah” lainnya. Aku tanya ibu mengapa tidak dibuang. Beliau menjawab : “ Biar kalau artis itu datang dan bertanya apakah ibu memakai produknya, ibu bisa tunjukkan bahwa ibu memakainya “.

Hayat
Penikmat seni dan sayur asem.
www.presiden-hayat.blogspot.com

0 Comments:

Post a Comment

<< Home